Pages

Jumat, 22 Desember 2017

Ke Jepang (Lagi) - Day 4

Sebelum ingatan memuai. Lanjutan dari postingan ini.

Tokyo, 17 November 2017

Rute: Fujiko F. Fujio Museum - Nakano Broadway - Shibuya.

Kalau lu membaca postingan gue yang hari ke-2, di situ dikatakan kalau gue membeli tiket Fujiko F. Fujio, jadi di hari ke-4 inilah eksekusinya! Yey!


Gue sebelumnya sudah pernah ke Fujiko F. Fujio ini tapi ada 1 hal yang membuat gue HARUS bahkan semacam, the main reason why I have to go back to Japan www, yaitu... Makan Dorayaki!

Seriusan ga pake lelucon, ini beneran alasan gue sesungguhnya pergi ke Jepang. Semenjak kejadian Dorayaki yang ingin gue makan malah udah keburu dimakan nyokap gue (emang salah gue sebenarnya) gue bertekad akan pergi lagi sebelum gue mati demi mencicipi Dorayaki yang sesungguhnya di negeri asalnya. Yes, demi Dorayaki. Saja.

Dari Naka Itabashi gue ke Shinjuku kemudian naik kereta apa aja (disarankan yang express atau semi-express) ke Stasiun Noborito. Kenapa yang Express? Karena lebih cepat. Itu aja.

Setelah sampai di Noborito silakan lihat-lihat petunjuk yang mengarahkan ke Fujiko F. Fujio. Seriusan dari stasiun udah ada petunjuknya (jaman 2014 belom). Keluar stasiun kemudian cari lagi halte bus yang direct langsung ke Fujiko F. Fujio Museum, bukan yang terdekat banget dari stasiun ya, agak maju dikit.

Noborito Station, turun dari sini terus cari...

Cari orang yang berkerumun XD wkwk

Selasa, 05 Desember 2017

Ke Jepang (Lagi) - Day 3

Lanjutan dari post ini

Tokyo, 16 November 2017


Rute: Tokyo Disneysea

Saran gue sih kalau dalam rangka liburan gini pas lu ke Jepang, sempatkanlah 1 hari ke Theme Park. Ga mesti Disneyland atau Disneysea, bisa ke USJ juga atau Fuji-Q Highland atau Sanrio Puroland atau J-World atau di Tokyo Dome, atau apa aja deh :)


Kenapa? Karena menurut gue sih theme park itu punya sesuatu yang magical di dalamnya XD Entah kenapa gue percaya semua yang ada di dalam situ bahagia atau setidaknya bakal terpancar aura senang dari orang lain, jadi lu bisa dapet energi positif dari sekitar (apaan). Alasan utama sih, biar lu piknik aja bro, ga ada yang pernah salah dari masuk theme park pas lu dah tua.



Bukan sebuah keharusan, pada akhirnya sesuaikan dengan kondisi keuangan anda ;p

Rabu, 22 November 2017

Ke Jepang (Lagi) - Day 2

Lanjutan dari post ini

Tokyo, 15 November 2017

Turun dari pesawat kita melewati imigrasi yang ternyata keadaannya cukup berbeda dari pas gue ke Jepang 3 tahun lalu, di sini kita ngantre-nya biasa aja malah terbilang dikit. Entah karena gue agak lama juga karena pake acara ke WC dulu, entahlah.

WC pertama gue di Jepang. Haduhhh -___- gue ga terlalu ahli dalam hal WC jongkok.

Di imigrasi pun tidak ada hal yang aneh-aneh, kita tinggal kasih arrival card dan paspor kita aja. Tak ada pertanyaan bahkan masnya nyuruh gue menekan jari gue (buat scan sidik jari) dengan bahasa kalbu alias bahasa tubuh tanpa berkata apa-apa. Untung masnya ganteng, jadi gapapalah. Setelah proses imigrasi, ambil koper terus ke bagian custom, di sini tas gue diperiksa sampe ke ubun-ubun sama petugasnya hahaha niat sekali. Spoiler, di bagian custom pas balik Indo gue malah disuruh ngeloyor aja :"")))

Selasa, 21 November 2017

Ke Jepang (Lagi) - Day 1


Hari yang dinantikan tiba.

Tanggal 14 November 2017, sekitar jam 18.05 gue sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta dan menunggu teman gue. Seperti yang gue sudah bilang, perjalanan gue kali ini lagi-lagi hanya berdua saja, tapi tidak masalah, toh menggabungkan dua otak lebih gampang daripada tiga atau empat atau lebih.


Sebelum check-in gue dan temen gue bertemu dulu dengan kru Passpod untuk mendapat wifi portable yang udah gue sewa demi kelancaran internet di Jepang sana. Gue menyewa karena emang lagi ada promo dan yah gue disuruh hubungi si pemilik apartment kalau sudah sampai di stasiun terdekat jadi ya gue rasa portable wifi ini emang diperlukan sih. Untuk Passpod, pas gue di Jepang sinyal mereka oke sih, ga pernah gue hilang sinyal setidaknya di Tokyo ya wkwk. So menurut gue ini rekomen buat kalian yang pengen wifian dengan harga terjangkau.

Kamis, 09 November 2017

Persiapan Tempur ke Wibu-land

Seperti yang sudah gue tulis di postingan sebelumnya, gue bakal pergi ke Jepang bulan November ini.

Selain mempunyai visa (waiver ato biasa) tentu saja yang harus disiapkan buat persiapan tempur di sana adalah ... duitnya! Ini faktor yang paling menentukan kesenangan lu di sana. Semua bisa ke Jepang dengan biaya seminim mungkin, tapi yang bikin pengalaman lu maksimal banget adalah kadar uang lu wkwkwk. Makin banyak ya makin puas. Ya pada akhirnya duit memang ikut menentukan.

Tapi buat yang kere kayak gue, ya sudahlah, nikmati aja kekerean lu. Terima aja dan berangkatlah ke Jepang, dengan sebelumnya sudah menukar yen.

Jadi katanya di Jepang itu sebagian besar masih pake cash banget, dan adalah sebuah hal yang terpuji kalau lu lebih membawa banyak cash ketimbang banyak kartu utang (kredit). Pertanyaannya sekarang: Gue mesti bawa berapa?

Jumat, 27 Oktober 2017

Karena wibu tidak mengenal usia


Halo semuanya! (Jawab: Halo juga Deb)

Gue punya dua impian selama ini, yaitu: gue punya meja di kamar gue (dari gue pindah ke rumah baru gue sekitar 10 tahun lalu gue ga punya meja) dan satu lagi gue pengen...


KE JEPANG
(LAGI)

Gue sudah pernah ke Jepang, gue pernah menceritakannya sebagian di label: trip to Japan 2014 yang ternyata gue cenayang banget menyebutnya dengan TAHUN. Padahal asli gue cukup pesimis gue bakal ke Jepang lagi HAHAHAHA setidaknya gue ga nyangka kalau gue bakal balik lagi 3 tahun kemudian. Kenapa gue pengen ke sana lagi? Ga jauh-jauh karena gue masih jadi wibu di umur gue yang nyaris 30 dan gue merasa memang gue hanya pengen jalan-jalan ke Jepang wgwgwg wibu level apa ini.

Senin, 04 September 2017

To you, 2000 years from now.


Lebay! Asli, lebay banget judulnya.

Ini sebetulnya postingan buat diri gue sendiri, karena lagi-lagi sudah bulan September, ya, dan itu adalah bulan ulang tahun saya, jadi yahh.... --Tidak direkomendasikan untuk dibaca siapa pun-- ini bener-bener buat gue doang. Kalau masih bandel, silakan dibuka postingannya dan dibaca.


Jumat, 14 Juli 2017

A post dedicated to...


ERWIN SMITH.

Awalnya gue berpikir untuk membuat postingan dedicated to Yuri Plisetsky yang sukses membuat gue lemah fisik dan batin karena fandom Yuri!!! on Ice. But I'm so sorry, lil kitten, pertemuan kita baru seumur jagung, jadi mungkin lain kali :)

Oke, ketika gue mengatakan Erwin Smith, apa lu tau dia siapa? Hahaha. Mungkin (di sini) banyak yang lebih suka Eren Yeager, atau Levi, atau bahkan Mikasa Ackerman. Tidak heran, sih. Tapi kalau lu  meremehkan Erwin Smith, tolong berhenti wkwkw. Erwin Smith adalah salah satu karakter terbaik di fandom AoT. Kenapa? Sabar, akan gue jelaskan di bawah.
 
This gonna be a long long longggg post. Pengen disingkat, sih, tapi gue rasa ini bagus juga buat pengingat gue, so I decided to write as long as possible lololols. Walau judulnya "dedicated to Erwin Smith", tapi gue juga akan menyinggung karakter lain juga jadi ini memang tidak 100% all about Erwin Smith. 
 
(edit Maret 2021) -- Halo ^^, gue gak nyangka masih ada yang baca ini di tahun 2020-2021, karena aslinya ini postingan dari tahun 2017, jadi udah cukup lama umurnya. Sejujurnya ini cuma surat cinta gue untuk Erwin Smith aja. Niat awal gue ingin berusaha senetral mungkin menuliskannya, tapi gue tau itu hal yang tidak mungkin. Gue terlalu bucin sama Erwin. 
 
Untuk yang tidak suka sama Erwin mungkin lu akan eneg banget baca ini, gue tidak menyarankan. Ada beberapa interview dari Isayama di bawah, tapi interpretasi gue dan kalian bisa aja berbeda (dan itu lumrah), so let's respect each other. Disclaimer: bahasa Inggris gue gak bagus2 amat wkwk. Kalau ditanya kenapa setengah Inggris setengah Indo ya karena mood saat ngetik aja ges :") im cringe but at least im free (kalau kata eren)
 
Gue sebenarnya terus update postingan ini secara berkala tiap gue tau fakta baru tentang Erwin dan mengedit tulisan gue sendiri apabila gue rasa ada yang perlu diperbaiki. Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue ingin menjadikan ini sebagai pengingat untuk diri gue sendiri. Let's go!


Warning.

Heavy Spoiler alert.

Rabu, 31 Mei 2017

Ga punya duit buat khilaf? Eklaim BPJS aja.

Ini bakal menjadi postingan serius ga serius jadi harap maklum.

Jadi gue ini adalah pengangguran (freelance kan pengangguran) yang niat beli-beli khilafan (khilaf itu ilusi, tapi gue pake istilah ini biar kekinian) itu selalu ada. Jadi kenapa harus nunggu kerjaan dari klien kalo kita sebenarnya udah menanam benih uang pas jadi babu di kantor? Yuk mari kita ambil uangnya.

Kalau kalian tau, setiap gaji yang kalian terima itu selalu dipotong buat BPJS ini (dulu namanya Jamsostek), bukan buat dimakanin sama kantor lu, tapi buat elu sendiri, dan kantor berbaik hati membayarkan sebagiannya. Namanya sih buat Jaminan Hari Tua (JHT) tapi buat gue yang ga sepengen itu panjang umur dan berprinsip, Live For Today, jadi gue rasa ga ada salahnya hari tua itu gue gantikan dengan Hari Muda atau HARI INI.

Selasa, 23 Mei 2017

Me Watching Kurobas Last Game

"Deb, ntar temenin nonton ya kalau Kurobas tayang di sini."
"He? Emang dah pasti?"
"Kata fans yang punya temen di bioskop, bakal ada, udah konfirm."

Jawaban gue?

YES! Tentu saja, dengan senang hati.

Rabu, 22 Maret 2017

Am I gifted or cursed?

Halo semuanya, kali ini topiknya adalah tentang diri gue sendiri lagi. Memang gue anaknya begini ya. Mari disimak atau dibaca ya (kok kayak maksa).

Jadi, gue ini tipenya introvert, introvert to the max pas gue masih TK. Gue di situ beneran ga mau kesentuh sama orang yang ga gue kenal atau akrab. Gue takut sama manusia. Itu kalimat yang bisa menjelaskan kehidupan gue saat itu. Kecuali sama keluarga gue pastinya.

Tapi lama kelamaan sifat gue yang takut manusia itu sedikit demi sedikit berubah dan di sekitar SMA dan kuliah, kemampuan bersosialisasi gue berada pada puncaknya (maybe, dibanding sekarang). Gue sangat sering menghubungi temen-temen gue (lagi-lagi dibandingkan sekarang) dan gue aktif di medsos. Apalagi di grup chat. Gue seperti parasit nempel-nempel terus.

Makin lama semenjak lulus, barulah muncul siklus, best friend become stranger. Kalau dalam kasus gue diturunin kastanya jadi: dari akrab jadi biasa aja (best friend itu apa)

Senin, 20 Maret 2017

Khilaf berawal dari rasa ingin tahu

Gue sering banget mendengar kata khilaf di kalangan para otaku cowok cewek. Sebagian besar dari mereka mengucapkan kata itu saat membeli suatu barang, sebuah berhala.

Menurut KBBI:

khilaf/khi·laf/ a keliru; salah (yang tidak disengaja);

kekhilafan/ke·khi·laf·an/ n kekeliruan; kesalahan yang tidak disengaja:

Jadi kalau mau disambungkan dengan ketika mereka membeli barang (mahal), maka barang-barang itu seharusnya sesuatu yang salah, yang keliru, yang seharusnya tidak dibeli.

Well, masuk akal. Misalnya lu beli artbook harga IDR 500k sementara lu makan sehari sekali aja sujud sukur. Itu duit dari mana? Maka lu bilang, "Khilaf gue."

Tapi apa iya ga DISENGAJA? XD

Sabtu, 25 Februari 2017

But there's something good in every day

Every day may not be good,
but there's something good in every day

Ada amin, saudara-saudara? Hahaha. Oke, gue selalu merasa ini salah satu quote yang paling ngena di hidup gue yang isinya cuma merajuk dan mengeluh aja. Selalu ada hal baik di hidup kita setiap hari.

Kemaren gue abis ngambil paspor, gue pulang hendak naik kereta di stasiun palmerah, setelah sebelumnya gue berdiri selalu di TJ. Pas gue nyampe di stasiun itu, gue pikir keretanya dah bentar lagi nih dateng. Ternyata apa? Dia masih baru menuju Tanah Abang sebelum ntar balik lagi arah ke Serpong.

KAMPRET SEKALI. GUE LELAH COY.

Saat gue lagi duduk dan ongkang-ongkang kaki, sambil liat batre HP yang dah makin menipis (makin keki deh), tiba-tiba lewat 2 bocah SD, masih pake seragam sekolah. Yang satu tampaknya orang Sumatera gitu (cowok), yang satu tampaknya dari Papua (cewek). 

Ngapain mereka?

Ow, mereka main gundu (kelereng).

Main gundu bareng?

Cewek cowok ini, dari suku yang beda?

Seketika itu gue langsung bilang, "Lucu banget sihhhhhhh...." sambil terpukau, dan nahan kebelet kencing (serius). Ngeliatnya adem ya, beda ma orang-orang dewasa (badannya doang) yang isinya cuma ributin agama sama suku hahahaha bocah ini cuma maen gundu aja asik.

Secara sekarang emang lagi panas banget masalah politik dan SARA, jadi gue merasa itu adalah hal terindah di hari itu, saat kaki gue super pegel dan gue kebelet kencing (dibahas lagi).

Surprisingly, pas gue turun di stasiun tujuan gue, gue melihat mereka lagi, dan tetap berdua akrab hahahaha. So pure, so cute. Ga ada yang terlahir rasis, lalu kenapa pas gede banyak yang berubah jadi rasis?

Apa something good yang terjadi di hidup kamu hari ini?

Have a nice day!

Sabtu, 28 Januari 2017

Perjalanan 8 Jam Bikin E-Paspor!

Bagi yang ga tau bedanya E-Paspor sama Paspor biasa, nanti akan dijelaskan di bawah (LAAAH). Pada dasarnya bedanya itu, E-Paspor pake chip, yang paspor enggak. Yah, sama kayak KTP dan E-KTP, Bos!

Jadi inilah perjalanan gue mencari kitab suci di selatan.

Kelengkapan berkas yang gue bawa (Gue single, udah kerja, kerja di jakarta, domisili tangsel)

1. E-KTP, basically ini termasuk syarat yang fatal banget, karena lu sebetulnya ga bisa punya E-Paspor kalau ga punya E-KTP. Well, karena banyak kasus E-KTP belom jadi karena blanko kosong, pihak Imigrasi (Jakarta Selatan) membolehkan membawa surat keterangan dari catatan sipil (sepertinya gitu, gue ga dengerin dengan jelas sih) Nanti difotokopi di kertas A4 dan jangan dipotong. JANGAN DIPOTONG.

2.  Fotokopi KK (bawa aslinya pas dateng)

3. Fotokopi akte lahir/ijasah/surat baptis (bawa aslinya pas dateng). Pilih salah satu aja, jadi kalo akte lahirnya ilang bawa ijasah aja, dari SD-SMA yang penting ada nama Bapak atau Ibu. Gue bawa akte lahir sama ijasah btw.

4. Fotokopi Paspor lama (bawa aslinya pas dateng) ini opsional. Kalo belom punya paspor sebelumnya ya ga bisa juga lah ya dibawa. Fotokopi halaman depan sama klo ada halaman buat penambahan nama atau keterangan lainnya di halaman terakhir.

Yah itu doang sih. KTP gue Jakarta walau gue tinggal di Tangsel. Gue dah kerja tapi gue ga bawa surat keterangan kerja karena emang ga ada di syarat, dan gue kerja di Jakarta juga, dan gue bukan disuruh kantor buat bikin paspor. Gue kurang paham untuk imigrasi yang lain ya, dan buat yang dari luar Jakarta gue ga paham juga surat tambahan apa yang diperlukan, kalo ga salah ada surat keterangan domisili, entahlah, coba tanya yang lain, jangan nanya gue.

Setelah browsing sana-sini gue juga dah tau kalo misalnya di Imigrasi Jakarta Selatan itu selalu ramai dan sebagian besar blog atau artikel yang gue baca itu menyarankan buat dateng sepagi mungkin buat menghindari hal-hal semacam: LAMA NUNGGU. (Update 31 Mei 2017) Denger-denger dah bisa "ambil" nomor antrean lewat aplikasi atau web mana gitu buat Imigrasi Jaksel (aja), coba aja gugel, bagus banget itu kalo bener, ga usah saingan ma maling perginya pagi buta.

Tapi apalah gue yang lemah terhadap bangun pagi dan ga seniat itu buat dateng jam 4 pagi, jadi gue baru berangkat itu jam 5 tepat, dari rumah gue di kawasan Tangerang Selatan ke Warung Buncit situ, Imigrasi Jakarta Selatan. Cukup 30 menit aja buat nyampe situ, thanks to my bro yang mungkin punya impian menggantikan si botak di Too Fast Too Furious.

Pikiran gue dateng ke situ adalah: "Yah gue mungkin ga dapet nomer awal, tapi gue yakin gue ga sesial itu nunggu lama banget."